Video Viral Ucapan Laksda TNI Julius Widjojono Soal 'Memiting' Di Rempang: Salah Paham Saja Artinya Merangkul

- Senin, 18 September 2023 | 07:05 WIB
Panglima TNI Laksda Julius Widjojono terkait soal memiting pendemo Rempang (catatan_ali7)
Panglima TNI Laksda Julius Widjojono terkait soal memiting pendemo Rempang (catatan_ali7)

DETIK60.COM-Video viral di masyarakat lantaran adanya cuplikan ucapan Panglima TNI yang memerintahkan prajuritnya untuk 'memiting' masyarakat yang melakukan demonstrasi terkait penanganan demo masa di wilayah Rempang, Kepulauan Riau adalah salah paham saja dimana artinya merangkul. 

Merespon hal tersebut, Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menyampaikan bahwa adanya  kesalah pahaman dari masyarakat atas pernyataan tersebut, disebabkan konteksnya berbeda.

Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono,“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” ucapnya dalam konferensi pers di Ruang Balai Wartawan, Puspen TNI, pada Jumat, 15 September 2023.

Baca Juga: Sertijab Komandan Yonkav 09/SDK dari Letkol Kav Aidil Hajri M Han Kepada Mayor Yuliansyah S Hub Int

Selanjutnya, Kapuspen TNI menerangkan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat/senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang, dimana hal tersebut guna menghindari jatuhnya korban sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

“Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,” tandasnya.

Mengenai makna kata piting memiting, itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan. “Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” imbuhnya.

Namun Laksda Julius memahami adanya kesalahan tafsir ini, Panglima TNI sangat tidak berharap kebrutalan dilawan dengan kebrutalan, sudah cukup menjadi pembelajaran banyaknya korban di kedua belah pihak baik aparat atau masyarakat akibat konflik ini. “Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri,” tutupnya.*

Editor: Meika Ardhianto

Sumber: rilis

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X